LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH
KATHLYNE
SEPTRILISIA P
1625010133
SEMESTER
: V (Lima)
GOLONGAN
: A1
LABORATORIUM
SUMBER DAYA LAHAN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2018
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peta adalah sarana guna memperoleh gambaran
data ilmiah yang terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan
berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan
dimengerti. Jadi peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang
dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi atmosfer, mengenaii kondisi
permukaan tanah, mengenai keadaan lautan, mengenai bahan yang membentuk lapisan
tanah dan lain-lain. Adapun peta-peta yang memberikan gambaran mengenai hal-hal
tersebut diatas, berturut-turut disebut peta meteorology, peta permukaan
tanah, peta hidrografi, peta geologi dan lain-lain yang kesemuanya adalah peta
dalam arti yang luas.
Peta
Topografi adalah peta yang menggambarkan suatu bentuk penyebaran dan ukuran
dari permukaan bumi yang sesuai keadaan yang sebenarnya dalam suatu wilayah.
Unsur yang terdapat dalam peta topografi antara lain : relief, garis hachures,
kontur, drainage, dan lain-lain. Mempelajari cara pembuatan kontur dapat kita
ketahui keadaan wilayah hutan yang ingin digambarkan atau dipetakan pada
ketinggian yang sama sehingga dapat mengetahui tinggi rendahnya suatu wilayah .
Hal tersebut berguna untuk mengetahui apa tanaman yang cocok dan cara yang
cocok.
Salah
satu cara untuk membuat peta garis tinggi (peta kontur) yaitu dengan cara menarik garis yang
mempunyai ketinggian yang sama dari data penyebaran titik-titik ketinggian pada
suatu daerah. Penyebaran titik-titik ketinggian tersebut diukursecara
terestrial dengan mengikatkan salah satu titik ketinggian tertentu dan
titikketinggian tersebut dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Titik
ketinggiantertentu tersebut dapat berupa titik trianggulasi, titik dasar teknik
(TDT), titik puncak bukit, titik pada
garis pantai sebagai
titik nol (0
m) atau titik
tertentu yangmempunyai nilai
ketinggian (Setiaji, 30: 2009).
1.2 Tujuan praktikum
1) Mengenal
Peta topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan
lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng.
2) Mampu
membuat peta topografi berdasarkan data titik-titik ketinggian
3) Mampu
membuat peta kontur dengan menggunakan software komputer secara mandiri.
4) Mampu
membuat interpretasi bentuk bentang alam berdasarkan peta topografi
5) Mampu
membuat deskripsi satuan geomorfologi kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
analisis peta topografi.
6) Mampu
mengaplikasikan pemanfataan analisis peta topografi.
1.3 Manfaat praktikum
1) Mahasiswa mampu mengenal Peta topografi, garis
kontur, sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan lereng, panjang lereng, dan
bentuk lereng.
2) Mahasiswa mampu membuat peta topografi berdasarkan data titik-titik
ketinggian
3) Mahasiswa
mampu
membuat peta kontur dengan menggunakan software komputer secara mandiri.
4) Mahasiswa
mampu
membuat interpretasi bentuk bentang alam berdasarkan peta topografi
5) Mahasiswa
mampu
membuat deskripsi satuan geomorfologi kualitatif dan kuantitatif berdasarkan analisis
peta topografi.
6) Mahasiswa
mampu
mengaplikasikan pemanfataan analisis peta topografi.
2. ALAT
/ BAHAN / SARANA PENDUKUNG
a.
Personal
Computer
b.
Software
Surfer v.15
a.
Lembar
peta plot titik ketinggian,
b.
pensil
teknis,
c.
penggaris,
3. METODA
Ploting ketinggian
secara manual mmenggunakan software Surfer v.15
4. HASIL
PENGAMATAN
a.
Gambar Hasil Plot Titik Ketinggian
Gambar 1. Hasil
Plot Titik Ketinggian
Gambar 2. Lembar
Deskripsi
b. Peta Kontur, Peta Kontur 3D, Gambar Medan 3D, Gambar Penampang U-S dan penampang B-T
Gambar 3.
Peta Kontur
Gambar 4. Peta Kontur 3D
Gambar 5. Medan 3D
Gambar 6. Penampang U-S
Gambar
7. Penampang
B-T
5. DESKRIPSI
a.
Deskripsi Bentuk
Topografi
Titik – titik ketinggian yang ada menunjukkan bahwa wilayah tesebut
merupakan pegunungan, dimana terdapat banyak gunung – gunung kecil disekitar
gunung besar. Gunung besar memiliki 2 (dua) puncak yang saling menyatu. Selain
itu terdapat lembah yang curam diantara gunung – gunung, sedangkan tanah yang
datar hanya ada 5% dari wilayah topografi ini. Gunung – gunung dan lembah yang
curam mengisi 95% dari wilayah topografi ini.
b.
Ketinggian
Maksimal dan Ketingggian Rata – Rata
·
Ketinggian Max = 320 mdpl
·
Ketinggian Rata – rata = 88,91892 mdpl
Segmen ke-
|
X
|
Y
|
Kemiringan Lereng (%)
|
Keterangan
|
1
|
0,79
|
0,58
|
73
|
Sangat Terjal
|
2
|
1,93
|
3,41
|
177
|
Sangat Curam
|
3
|
1,43
|
0,53
|
37
|
Terjal
|
4
|
3,89
|
3,47
|
89
|
Sangat Terjal
|
5
|
0,95
|
0,79
|
83
|
Sangat Terjal
|
6
|
2,24
|
1,02
|
46
|
Terjal
|
7
|
2,14
|
0,48
|
22
|
Terjal
|
8
|
0
|
0
|
0
|
Dataran
|
Segmen ke-
|
X
|
Y
|
Kemiringan Lereng (%)
|
Keterangan
|
1
|
0,87
|
0,53
|
61
|
Sangat Terjal
|
2
|
0,95
|
0,79
|
83
|
Sangat Terjal
|
3
|
1,72
|
4,42
|
39
|
Terjal
|
4
|
1,83
|
2,81
|
65
|
Sangat Terjal
|
5
|
0,95
|
0,79
|
83
|
Sangat Terjal
|
6
|
1,3
|
1,67
|
78
|
Sangat Terjal
|
7
|
0,94
|
1,11
|
118
|
Sangat Terjal
|
8
|
1,28
|
0,78
|
61
|
Sangat Terjal
|
9
|
0,53
|
0,29
|
55
|
Terjal
|
10
|
1,56
|
3,76
|
241
|
Sangat Curam
|
11
|
0,48
|
0,66
|
137,5
|
Sangat Terjal
|
12
|
0,95
|
0,79
|
83
|
Sangat Terjal
|
13
|
0
|
0
|
0
|
Datar
|
14
|
0,93
|
0,37
|
40
|
Terjal
|
15
|
0,58
|
0,27
|
83
|
Sangat Terjal
|
·
Kemiringan Lereng maximal = segmen 2 profile 1 = 177%
·
Kemiringan lereng minimal = segmen 8 profile 1 = 0%
= segmen 13 profile 2 = 0%
·
Kemiringan lereng rata – rata = 76,3 %
d. Pola Bentuk dan Panjang Lereng
·
Profile 1:
Segmen 1 - 3 :
Tak Teratur Halus
Segmen 4 - 8 :
Cekung
·
Profile 2:
Segmen 1 – 2 :
Cekung Segmen 10 -12 : Lurus
Segmen 3 :
Lurus Segmen 13 : Cekung
Segmen 4 – 7 :
Tak Teratur Halus Segmen 14 – 15 :
Lurus
Segmen 8 :
Lurus
Segmen 9 :
Lurus
e. Klasifikasi Hubungan
Antara Hubungan Kelas Sudut Lereng Dengan Penggunaan Lahan (Tabel 1.)
Berdasarkan perhitungan kemiringan lereng dengan
topografi yang ada, maka wilayah ini dapat dijadikan tempat rekreasi umum,
bangunan terhitung, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, dan jalan lain. Pada
wilayah tersebut terdapat wilayah dengan kemiringan lereng 0% atau datar dapat
dijakan apa saja, tetapi luasnya hanya kecil atau sedikit sehingga tidak
memungkinkan untuk mengubahnya menjadi Penggunaan kota umum, Jalan urban /
kota, Pusat perdagangan, Jalan raya / tol, Lapangan terbang, Jalan kereta api,
Kawasan industri, dan kawasan pemukiman.
·
Panjang lereng
Lereng 1 = 6,4 cm Lereng 5 = 7,8 cm
Lereng 2 = 12,9 cm Lereng 6 = 2,4 cm
Lereng 3 = 2,1 cm Lereng 7 = 8,8 cm
Lereng 4 = 4,9 cm
f. Pemanfaatan Lahan Pada Satuan Geomorfologi Tersebut
Wilayah
ini dapat dijadikan tempat rekreasi umum, bangunan terhitung, kawasan
pertanian, kawasan pariwisata, jalan lain, penggunaan kota umum, jalan urban /
kota, pusat perdagangan, jalan raya / tol, lapangan terbang, jalan kereta api,
kawasan industri, dan kawasan pemukiman. Tetapi wilayah yang bisa digunakan
hanya sedikit atau kecil, wilayah tersebut memiliki kemiringan lereng 0%.
Sedangkan sebagian besar wilayah ini dapat diubah menjadi tempat rekreasi umum,
bangunan terhitung, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, dan jalan lain.
Pertama, lahan tersebut dapat
diubah menjadi wisata atau tempat rekreasi. Contohnya seperti panjat tebing,
base jumping, paralayang, bungee jumping, slacklining, dan masih banyak lagi. Dimana
rekreasi ini tidak memedulikan kemiringan lereng. Seperti contohnya
slicklining, ada olahraga yang melewati tali dimana tali tersebut menghubungkan
lereng satu dengan lereng lainnya. Pada wilayah yang saya dapatkan terdapat
lebih dari satu gunung, itu berarti olahraga ini atau rekreasi ini dapat dibuat
pada keadaan kontur yang ada. Potensi wisata yang
luar biasa seharusnya bisa menjadi andalan untuk mengangkat taraf hidup
masyarakat. Sektor pariwisata bisa menjadi sektor penopang pemasukan negara. Di
era yang semakin maju semakin pula banyak cara dan strategi untuk mengangkat
potensi wisata di suatu daerah.
Kedua, lahan tersebut dapat
dijadikan wisata agro, dimana wisata agro itu
pada dasarnya adalah konsep menggabungkan wisata dengan pendidikan yang dia
sebut edutainment. Maksudnya, pengunjung diberikan wawasan sambil berwisata,
bukan dengan setumpuk teori seperti di bangku sekolah. Jadi ada lahan
pertanian dimana lahan tersebut dijadikan juga sebagai tempat pembelajaran. Jika
pegunungan tersebut mau diubah untuk menjadi benar – benar lahan pertanian,
dapat dibuat terasering. Tetapi jika lahan ingin dialih fungsi ke bidang
pertanian, maka tanaman yang ditanam harus memiliki perakaran kuat atau
tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang yaitu pohon jeruk,
sehingga lahan dapat diubah menjadi kebun jeruk. Pendapatan wisata agro pun tak
hanya dari ‘jualan’ komoditas pertanian. Hibran menyebut pendapatannya dari
aspek pendukung seperti restoran, penginapan, dan pemandu wisata, menopang
omset kebun wisata. Pesatnya pertumbuhan wisata agro pun menuntut pemandu
wisata agro yang harus memiliki keahlian spesifik.
Ketiga, lahan ini dapat diubah
menjadi lahan lain. Contoh jalan lain yaitu jalan setapak untuk para pendaki
naik ke puncak gunung. Keempat, bangunan terhitung, artinya bangunan yang di
atur sedemikian rupa agar dapat dibangun di wilayah pegunungan dengan tingkat
kemiringan lereng yang curam. Contohnya bangunan untuk pariwisata itu sendiri.
Penggunaan
lahan sebagai kota umum, jalan urban / kota, pusat perdagangan, jalan raya /
tol, lapangan terbang, jalan kereta api, kawasan industri, dan kawasan
pemukiman dapat dilakukan pada kemiringan lereng 0%. Lahan yang diubah menjadi
jalan raya dapat digunakan sebagai sara untuk menuju ke tempat wisata. Sehingga
para wisatawan dengan mudah berkunjung ke tempat wisata yang ada.
6. KESIMPULAN
Kemiringan lereng maximum yaitu
89% sedangkan kemiringan lereng minimum yaitu 0% atau datar. Lahan yang ada
dapat diubah menjadi apa saja, seperti contohnya rekreasi umum, bangunan terhitung, kawasan pertanian, kawasan pariwisata,
jalan lain, penggunaan kota umum, jalan urban / kota, pusat perdagangan, jalan
raya / tol, lapangan terbang, jalan kereta api, kawasan industri, dan kawasan
pemukiman.
Komentar
Posting Komentar