MAKALAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
“PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
RTH DI KAWASAN PAMURBAYA”
RTH DI KAWASAN PAMURBAYA”
Disusun
oleh:
Kelompok 7
/ Agroteknologi C
Ika Aprilia Puspitasari
(1625010121)
M. Yunus Yaskurun (1625010129)
Kathlyne Septrilisia P (1625010133)
M. Khotamul Wildan (1625010149)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2018
DAFTAR
ISI
COVER............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 4
1.3 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ruang Terbuka Hijau................................................................................. 5
2.2 Tujuan
Penyelenggaraan RTH .................................................................................... 6
2.3 Fungsi RTH................................................................................................................. 6
2.4 Manfaat RTH ............................................................................................................. 7
2.5 Tipologi RTH .............................................................................................................. 8
2.6 Dampak
Positif Pembangunan RTH........................................................................... 8
2.7 Dampak
Negatif Pembangunan RTH.......................................................................... 8
2.8 Penyediaan
Rth Di Kawasan Perkotaan...................................................................... 9
2.9 Lokasi
Pamurbaya .................................................................................................... 12
2.10
Lokasi yang sesuai untuk dibangun
RTH..........................................................14
2.11
Rancangan RTH Yang Akan Dibuat
.................................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Menurut seorang ahli
yang bernama Aronoff, Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah segala jenis
prosedur manual maupun berbasis computer untuk menyimpan dan memanipulasi data
bereferensi geografi. Selain itu menurut ahli lainnya yang bernama Burrough, Sistem
Informasi Geografis (SIG) adalah kumpulan alat untuk mengumpulkan menyimpan,
menampilkan, dan mentransformasikan data spasial dari dunia nyata ( real world
) . sedangkan menurut ESRI, Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah
system untuk mengatur menganalisis dan menampilkan inforamsi geografis.
Berdasarkan uraian dari pengertian atau definisi Sistem Informasi Geografis
(SIG) menurut para ahli tersebut dapat kita simpulkan atau kita rangkum sebuah
konsep Sistem Informasi Geografis antara lain yakni sebagai berikut :
- Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem computer dan piranti lunak(software)
- Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk berbagai macam variasi aplikasi.
- Sains Informasi Geografis merupkan ilmu sains yang melatarbelakangi teknologi Sistem Informasi Geografis.
- Informasi Geografisadlaah informasi mengenai tempat di permukaan bumi.
- Teknologi informasi geografris meliputi Global Positioning System (GPS), remote sensing, dan Sistem Informasi Geografis.
Sistem
Informasi geografis Geografis (SIG) berbeda dengan penggunaan SIG (GIS
Application). Dalam artian Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem
yang terdiri atas bagian – bagian (subsistem) dan memiliki tahapan – tahapa
kerja. Sedangkan Penggunaan SIG (GIS Application) adalah tujuan digunakannya
aplikasi sistem tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Penggunaan SIG sangat
luas karena mencakupberbagai disiplin ilmu tidak hanya geografi saja karena
banyak ilmu dalam telaahnya menggunakan data yang bereferensi keruangan (geografis)
Penggunaan SIG ini antara lain digunakan dalam beberapa bidang seperti bidang
perencanaan wikayah analisis bencana alam teknik geologi pertambangan kehutanan
geoinformatika biologi perikanan hidrologi dan bidang lainnya. Tujuan SIG yang
digunakan oleh berbagai
disiplin ilmu tersebut pada dasarnya adalah membantu penggambaran dan
pemeliharaan data mengenai ruang geografis.
1. 2 Tujuan
-
Mengetahui pengertian
ruang terbuka hijau
-
Mengetahui fungsi RTH
-
Mengetahui dampak
positif dan negatif pembangunan RTH
-
Mengetahui penyediaan
RTH di kawasan perkotaan
-
Mengetahui pengertian
pantai timur Surabaya
-
Mengetahui rancangan
pembuatan RTH di lokasi pantai timur Surabaya.
1. 3 Rumusan Masalah
-
Apa pengertian dari
ruang terbuka hijau?
-
Apa fungsi dari RTH?
-
Bagaimana dampak
positif dan negatif pembangunan RTH?
-
Bagaimana penyediaan
RTH di kawasan perkotaan?
-
Apa pengertian dari pantai
timur Surabaya?
-
Bagaimana rancangan pembuatan
RTH di lokasi pantai timur Surabaya.?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ruang Terbuka
Hijau
Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri
PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau
(RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, secara khusus
mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang
proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
wilayah kota. Pengertian lain dari Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang
yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas
bersama di udara terbuka.
Penyediaan dan
pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR
Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup
bagi:
- kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
- kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
- area pengembangan keanekaragaman hayati;
- area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
- tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
- tempat pemakaman umum;
- pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
- pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
- penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;
- area mitigasi/evakuasi bencana; dan
- ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
Tujuan penyelenggaraan RTH adalah:
- Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air
- Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
RTH
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
- memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota);
- pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar;
- sebagai peneduh;
- produsen oksigen
- penyerap air hujan
- penyedia habitat satwa
- penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta
- penahan angin.
Fungsi sosial dan budaya:
o menggambarkan ekspresi budaya lokal
o merupakan media komunikasi warga
kota
o tempat rekreasi
o wadah dan objek pendidikan,
penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
o sumber produk yang bisa dijual,
seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur;
o bisa menjadi bagian dari usaha
pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain lain.
Fungsi estetika:
o meningkatkan kenyamanan,
memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan
permukimam, maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan
o menstimulasi kreativitas dan
produktivitas warga kota
o pembentuk faktor keindahan
arsitektural
o menciptakan suasana serasi dan seimbang antara
area terbangun dan tidak terbangun.
2.4 Manfaat RTH
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi
atas:
- Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah)
- Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).
Pembagian jenis-jenis RTH yang ada sesuai dengan tipologi
RTH sebagaimana Gambar 1.2 berikut:
2.6 Dampak Positif Pembangunan RTH
- Meningkatkan kerapian dan kenyamanan kota.
- Meningkatkan keindahan kota.
- Dapat menurunkan suhu udara di areal sekitar.
- Menurunkan tingkat stress masyarakat.
- Menambah daerah resapan air dan meningkatkan kandungan air tanah.
- Menambah pendapatan daerah dan masyarakat sekitar karena jumlah wisatawan yang meningkat.
- Proses pembebasan lahan memerlukan biaya yang cukup besar karena kepemilikikan lahan oleh swasta.
RTH Taman kota adalah taman yang
ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini
dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%.
Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar
berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar
kegiatan.
2.8.1 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman Kota
2.8.1 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman Kota
Kriteria
pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalah sebagai
berikut:
- tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu pondasi
- tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap
- perawakan dan bentuk tajuk cukup indah
- ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang
- kecepatan tumbuh sedang
- berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya
- jenis tanaman tahunan atau musiman
- jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal
- tahan terhadap hama penyakit tanaman
- mampu menjerap dan menyerap cemaran udara
- sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
1. Peneduh
a) ditempatkan pada jalur tanaman
(minimal 1,5 m dari tepi median)
b) percabangan 2 m di atas tanah
c) bentuk percabangan batang tidak
merunduk
d) bermassa daun padat
e) berasal dari perbanyakan biji
f) ditanam secara berbaris
g) tidak mudah tumbang.
Contoh jenis tanaman:
Ø Kiara Payung (Filicium
decipiens)
Ø
Tanjung (Mimusops elengi)
Ø Bungur (Lagerstroemia
floribunda)
2. Penyerap polusi udara
a) terdiri dari pohon, perdu/semak
b) memiliki kegunaan untuk menyerap
udara
c) jarak tanam rapat
d) bermassa daun padat.
Contoh jenis tanaman:
Ø
Angsana (Ptherocarphus indicus)
Ø Akasia daun besar (Accasia
mangium)
Ø
Oleander (Nerium oleander)
Ø
Bogenvil (Bougenvillea Sp)
Ø
Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
3. Peredam kebisingan
a) terdiri dari pohon, perdu/semak
b) membentuk massa
c) bermassa daun rapat
d) berbagai bentuk tajuk.
Contoh jenis tanaman:
Ø
Tanjung (Mimusops elengi)
Ø
Kiara payung (Filicium decipiens)
Ø
Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)
Ø
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Ø
Bogenvil (Bogenvillea sp)
Ø Oleander (Nerium oleander)
4. Pemecah angin
a)
tanaman tinggi, perdu/semak
b)
bermassa daun padat
c)
ditanam berbaris atau membentuk massa
d) jarak tanam rapat < 3 m.
Contoh jenis tanaman:
Ø
Cemara (Cassuarina equisetifolia)
Ø Mahoni (Swietania mahagoni)
Ø Tanjung (Mimusops elengi)
Ø
Kiara Payung (Filicium decipiens)
Ø Kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis)
5. Pembatas pandang
a)
tanaman tinggi, perdu/semak
b)
bermassa daun padat
c)
ditanam berbaris atau membentuk massa
d) jarak tanam rapat.
Contoh jenis tanaman:
Ø
Bambu (Bambusa sp)
Ø
Cemara (Cassuarina equisetifolia)
Ø Kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis)
Ø Oleander (Nerium oleander).
6. Penahan silau lampu kendaraan
a)
tanaman perdu/semak
b)
ditanam rapat
c)
ketinggian 1,5 m
d) bermassa daun padat
Contoh Jenis Tanaman :
Ø Bogenvil (Bogenvillea sp)
Ø
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Ø Oleander (Nerium oleander)
Ø Nusa Indah (Mussaenda sp)
2.9 Lokasi Pamurbaya
Pantai Timur
Surabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pamurbaya, adalah sebuah
kawasan hutan bakau (mangrove) di pesisir timur Surabaya. Secara administratif,
Pamurbaya meliputi 4 kelurahan di 3 kecamatan, yakni Kelurahan Keputih di
Kecamatan Sukolilo, Kelurahan Wonorejo dan Medokan Ayu di Kecamatan Rungkut,
serta Kelurahan Gunung Anyar Tambak di dalam Kecamatan Gunung Anyar. Secara
geografis, Pamurbaya terletak memanjang dari Selatan ke Utara dengan batas 1120
47' 52,52" BT; 1120 50' 47,34" BT; dan 70 15' 30" LS; 70 20'
45" LS. Ekosistem Pamurbaya banyak didominasi oleh tambak, rawa dan hutan
bakau. Keberadaan
Pamurbaya sangat berperan penting bagi Kota Surabaya, terkait dengan hal
pengendalian banjir, dimana lokasi Pamurbaya yang ada di ujung aliran sungai di
Surabaya.
Lokasi Pamurbaya yang dipilih
untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau adalah di Jl. Wisma Tirta Agung Asri I,
Gunung Anyar Tambak, Surabaya. Daerah tersebut memiliki luas 3,95hektar
2.10 Lokasi yang sesuai untuk dibangun
RTH
Terletak di Jl. Wisma Tirta Agung Asri I, Gunung Anyar Tambak, Surabaya. Lokasi yang akan dijadikan RTH memiliki luas 2,511m2
Kondisi lahan yang
akan dibangun RTH
2. 2.10.1 Alasan pemilihan lahan RTH di dekat perumahan
:
- Dekat dengan pemukiman sehingga dapat digunakan penduduk sekitar sebagai fasilitas rekreasi, olahraga, maupun sebagai tempat komunikasi dan aktivitas sosial
- Ruang Terbuka Hijau merupakan penyedia O2 dan dapat meningkatkan kelembapan mikro sehingga dapat menurunkan suhu udara disekitarnya.
- Digunakan sebagai daerah resapan air, untuk menyeimbangkan daerah perumahan yang minim resapan air, sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya banjir di daerah tersebut serta dapat menyediakan air tanah
- Akses jalan menuju RTH cukup mudah, sehingga pengunjung dari luar kawasan tersebut juga dapat berkunjung ke tempat tersebut.
Drainase atau yang
disebut juga dengan pengatusan adalah proses pembuangan air yang dilakukan baik
secara alami maupun buatan dari permukaan atau bawah permukaan di suatu tempat.
Pembuangan ini dapat dilakukan dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalirkan air ke tempat-tempat tertentu. Surabaya adalah
merupakan kota Industri dan
perdagangan yang sangat penting di
Indonesia. Sebagai ibu
kota provinsi Jawa Timur
dan kota terbesar setelah Jakarta,
kota ini mempunyai
jumlah penduduk kurang lebih
3,5s/d 4 juta
padatahun 2009 dan
luas daerahnya ±
290 ha. Bila dlihat
dari letak secara
geografi lokasi kajian
sangat dekat dengan tepi laut (pantai Kenjeran)
dan ketinggian dari permukaan airlaut +
0 s/d 5 m atau hampir sejajar dengan permukaan air
laut. Oleh karena
itu dengan ketinggian yang
rendah ini, bila
pada saat musim penghujan sering
menimbulkan banjir atau genangan air
yang cukup lama
tidak mengering dan cukup meresahkan masyarakat serta
mengganggu sirkulasi perekonomian
perkotaan.
Perlu diketahui
bahwa pembuangan air kotor,
maupun dari hujan
dibagian tepi lautan sangat
sulit, dimana hal
ini disebabkan oleh elevasi
permukaan air laut sama
tingginya dengan elevasi
daratan. Sehingga
mengakibatkan kondisi terburuk atau banjir
pada saat laut
pasang bersamaan dengan datangnya
hujan yang cukup lebat.
dan pada saat
ini akan terjadiback
water, yaitu merambatnya
gelombang pasang menuju ke
hulu (muara), sehinggaair
tidak dapat mengalir
ke muara. Untuk mengatasi hal
ini dapat dilakukan
beberapa cara-cara seperti normalisasi
sungai, peninggian tanggul, sudetan, pembuatansumur resapan, dan
penanaman penghijauan pohon (pohon
yang bersifat menyerap air).
Adapun pemilihan alternatif
tersebut didasarkan pada kondisi
daerah studi yang paling memungkinkan baik
dari segi kekuatan struktur
kondisi lahan itu
sendiri, maupun dari segi
ekonomis. Dengan pertimbangan kondisi
alam yang ada, maka solusi yang
paling sesuai adalah dengan merevitalisasi Boezem yang ada, pebaikan/perluasan
menambah daya tampungan, salah satunya
adalah Boezem Wonorejo di
desa Gunung Anyar
yang terletak di lokasi Surabaya Timur. Adapun Boezem
Wonorejo telah dibangun dalam
3 (tiga) tahapan
yaitu: tahap I dibangun
pada tahun 2001
seluas 2,5 ha, tahap ke II seluas 2,5 ha tahun 2002dan tahap
III (ketiga) seluas 3 ha
padatahun 2003. Namun
setelah pembangunan Boezem
tersebut selesai tuntas dilaksanakan,
ternyata pada musim
hujan tiba masih selalu
terdapat genangan atau banjir
yang cukup lama
genangan air tidak cepat
mengering. Dengan demikian,
fungsi Boezem Wonorejo Desa
Gunung Anyar tersebut masih
belum optimal fungsinya dalam menanggulangi banjir di Kota Surabaya.
Permasalahan yang terdapat
dilapangan yang akan direncanakan redisign adalah drainasenya yaitu dengan
menggunakan alternatif memperbesar/memperdalam dimensi saluran pembuangan air
hujan ke Boezem yang ada di daerah Rungkut,
wilayahSurabaya Timur.
2.10.3 Jenis tanah
Jenis tanah yang terdapat di daerah Jl. Wisma Tirta Agung Asri I, Gunung Anyar Tambak, Surabaya adalah tanah
Aluvial. Tanah Aluvial merupakan
tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah. Banyak terdapat
di dataran rendah, di sekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah,maupun di
kanan kiri aliran sungai besar. Tanah ini banyak mengandung pasir dan liat,
tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara. Ciri-cirinya berwarna kelabu
dengan struktur yang sedikit lepas-lepas dan peka terhadap erosi. Kadar
kesuburannya sedang hingga tinggi tergantung bagian induk dan iklim.
2.11 Rancangan RTH Yang Akan Dibuat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya Ruang
Terbuka Hijau pada lokasi ini lahan pada Pantai Timur Surabaya memiliki tempat
penyedia O2 untuk daerah tersebut dan dapat menarik perhatian baik dari para
masyarakat dan pemerintah untuk lebih peduli pada lahan terbuka hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Blog, Ovi. 2011. TANAH OLORAN PAMURBAYA. http://ovibundo.blogspot.co.id/2011/01/tanah-oloran-pamurbaya.html
Mayasari. 2015. Tanah Aluvial – Sifat – Sifat
Morfologis dan Kandungan. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-aluvial
Rahayu, Srikandi. 2016. Pengertian Ruang Terbuka
Hijau. http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-ruang-terbuka-hijau-rth.html
Komentar
Posting Komentar