PEMANFAATAN ATAU KEGUNAAN SISTEM SATUAN GEOMORFOLOGI DI BIDANG PERTANIAN


Kathlyne Septrilisia P (1625010133)




Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk – bentuk permukaan bumi, cara terbentuknya, cara deskripsi dan klasifikasi bentuk permukaan bumi (bentang alam), bahkan mempelajari aktivitas – aktivitas yang terjadi di bumi. Geomorfologi dengan kata lain mempelajari interaksi yang kompleks antara morfologi permukaan lahan, material, dan proses-proses yang bekerja padanya yang menghasilkan satuan-satuan bentuklahan penyusun permukaan bumi. Pengamatan satuan-satuan bentuklahan tidak terbatas pada kawasan yang luas dan makro, namun juga dapat mencakup kawasan yang sempit dan mikro. Karakterisisasi morfologi bentuklahan secara makro mungkin hanya mencakup aspek sudut lerang saja, namun secara mikro dapat mencakup berbagai aspek lereng yang lain seperti: panjang, sudut, aransemen, komposisi (Sartohadi., dkk, 2015).
Aspek Besar dalam Geomorfologi
     1.  Studi Bentuk lahan (geomorfologi statik)
Dalam hal ini berupa studi kualitatif dan kuantitatif (morfometri) tentang relief permukaan bumi yang meliputi unsur – undur seperti bentuk lereng, kecuraman lereng, amplitudo relief, tingkat pengikisan dan lain sebagainya.
     2. Studi Proses (geomorfologi dinamik)
Dalam hal ini yang dipeljari adalah tentang perubahan bentuk lahan dalam waktu yang singkat. Geomorfologi modern mempelajari proses – proses yang aktif baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan juga mencoba memahami proses – proses pada masa lampau dengan memperhatikan adanya perubahan iklim.
    3. Studi Cara Terbentuk (Geomorfologi Genetik)
Cara terbentuknya bentuk lahan dan perkembangannya dalam waktu lama serta dalam hubungannya dengan waktu yang akan datang telah menjadi pusat perhatian ahli geomorfologi hampir selama satu abad.
    4. Studi Lingkungan (Geomorfologi Lingkungan)
Lingkungan adalah satu konsep antar disiplin ilmu yang sangat mempengaruhi geomorfologi pada akhir – akhir ini. Hubungan bentuk lahan dan proses – prosesnya dengan unsur – unsur bentang lahan yang lain (misalnya tanah, air tanah, air permukaan, serta vegetasi) melalui hubungan ekologi termasuk di dalamnya manusia sebagai suatu agen, telah menjadi bidang studi baru.
Satuan Morfologi
Bentuk-bentuk pada permukaan yang dihasilkan oleh peristiwa-peristiwa geomorfik berdasarkan kesamaan dalam bentuk dan pola aliran sungai dapat dikelompokkan ke dalam satuan yang sama. Tujuan dari pengelompokkan ini adalah untuk dapat memisahkan daerah konstruksional dengan daerah detruksional. Kemudian masing-masing satuan dapat dibagi lagi menjadi subsatuan berdasarkan struktur dan tahapan (untuk konstruksional) serta berdasarkan deposisional (untuk destruksional).

  • Sungai
Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air (hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya relief dari permukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik yaitu perioda muda, dewasa, dan tua.
Sungai muda dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jika gradien sungai cukup terjal. Sungai muda biasanya sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidak teratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan (keras-lunak). Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradien sungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan) berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan. Sungai demikian disebut dengan graded. Jika sungai utama mengalami graded berarti telah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungai tersebut juga telah mengalami graded maka telah mencapai kedewasaan lanjut, dan jika alur-alur sungai juga telah mengalami graded, maka sungai tersebut telah mencapai perioda tua.
Pada umumnya aliran sungai dikendalikan oleh struktur batuan dasar, kekerasan batuan, dan struktur geologi, serta beberapa hal lainnya membentuk pola-pola aliran sungai (Gambar 1), antara lain :
  1. Pola dendritik, dengan pola aliran menjari dan menyebar seperti dahan-dahan pohon, mengalir ke semua arah, dan menyatu di induk sungai. Umum terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen atau pada lapisan endapan sedimen yang horizontal.
   2. Pola aliran rektangular, dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang berbelok, berliku-liku, dan menyambung dengan membentuk sudut-sudut tegak lurus, yang umumnya dikendalikan oleh pola kekar dan sesar yang berpola berpotongan secara tegak lurus. Umum terdapat pada daerah batuan kristalin, serta perlapisan batuan keras yang horizontal.
   3. Pola aliran trelis, berbentuk pola trali pagar. Sungai-sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak. Pola ini umum pada daerah yang terlipat dan miring kuat.
   4. Pola aliran radial, dengan pola sentrifugal dari suatu puncak, misalnya aliran sungai pada pegunungan kubah atau gunung api muda.
   5.  Pola aliran anular, merupakan aliran dimana sungai-sungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang lunak, dan umum terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa. Pola aliran anular dengan demikian merupakan variasi dari pola aliran trelis.


Gambar 1.    Sketsa pola-pola aliran sungai


Pada sungai yang telah mencapai stadium dewasa terdapat dataran banjir yang terbentuk dari pengendapan material klastis yang diendapkan pada daerah di dekat sungai membentuk point bar. Pada sisi kiri kanan sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimen sepanjang sungai dan membentuk tanggul alam (natural levees). Jika arus aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa oleh aliran sungai akan terendapkan pada tekuk lereng, sisi dalam meander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahan gradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah terbentuk kemudian terkikis kembali oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undak sungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atau tua (Gambar 2).
Jika aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dan kemudian memasuki wilayah dataran, maka material klastis yang dibawanya akan terendapkan dan kemudian menyebar meluas dengan sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di dekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada dataran, dan dikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada kaki-kaki gunung api, kaki tebing dari gawir, dll.
Selanjutnya material klastis yang terbawa oleh aliran sungai hingga laut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk delta dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai, besarnya beban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.


(a)


(b)

Gambar 2.    (a) Sketsa bentuk tanggul alam (natural levees) dan point bar. (b) Kenampakan foto udara undak-undak sungai dan mender sungai yang terbentuk.

  •      Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)
Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan struktur lipatan yang relatif sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin. Bila erosi melanjut maka pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin. Pada tahapan dewasa pengikisan di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke arah dalam sepanjang puncak antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan kenampakan morfologi terhadap struktur geologi menjadi terbalik (interved relief), bukit-bukit antiklin (anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges), serta bukit-bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut bukit-bukit homoklin (homoclinal ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan sungai mengalir di dataran tersebut seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras (Gambar 3).
Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-lembah yang panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan pegunungan landai pada hogbacks atau homoclinal ridges.
Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari batuan-batuan sedimen sering pula mengandung nilai-nilai ekonomis seperti batugamping, batulempung, batupasir kuarsa, gipsum, dan sebagainya.



Gambar 3.    Sketsa bentuk morfologi pegunungan lipatan (atas), dan hasil proses erosi pada pegunungan lipatan (bawah).

  •      Gunung Api
Pertumbuhan gunung api merupakan salah satu dari bentuk konstruksional, dimana pembentukannya dapat terjadi melalui letusan, longsoran, injeksi kubah lava, dan sebagainya diselingi dengan erosi. Pada umumnya proses erosi berjalan lebih lambat dari proses pembentukan gunung api (Gambar 4). Disamping itu gunung api dapat pula mengalami proses konstruksi lain seperti sesar dan lipatan.

Gambar 4.    Sketsa pertumbuhan gunung api.

Gunung api yang telah mencapai tahapan dewasa oleh letusan baru dapat segera menjadi muda kembali. Perubahan-perubahan bentuk oleh kegiatannya dapat terjadi seperti pembentukan kubah lava, aliran lava, aliran lahar, pembentukan kerucut porositer, pembentukan kaldera.
Bentuk-bentuk gunung api dipengaruhi oleh letusan dan aliran lava. Pada letusan gunung api akan menghasilkan tufa dan breksi vulkanik membentuk cinder cones. Compasite cones terbentuk jika kegiatan erupsi letusan dan aliran lava terjadi secara bergantian. Kerucut gunung api sederhana mempunyai kawah (crater), pada letusan-letusan yang berulang pada titik yang berbeda dalam suatu kawah dapat menghasilkan kawah ganda (nested craters), dan pada letusan dahsyat dapat menghasilkan kaldera (kawah yang sangat besar, berdinding terjal, dan umumnya mempunyai dasar kawah yang rata). Gunung api baru dapat tumbuh di dasar kaldera, dan disebut gunung api sekunder.
Gunung api di dalam tahapan tua sudah tidak memperlihatkan bentuk kerucut lagi. Hanya sisa diatrema saja yang kadang-kadang terlihat mencuat diantara dataran, dan disebut volcanic necks (Gambar 5).

Gambar 5.    Gambar suatu bentuk sisa gunung api (volcanic neck)

Kegunaan Sungai Dalam Bidang Pertanian
    1. Mengairi sawah dan ladang
Pertama manfaat dari sungai bagi petani adalah untuk mengairi sawah dan ladang. Sawah serta ladang memerlukan air untuk mencukupi kebutuhan padi dan juga tanaman yang di tanam di ladang. Karena manfaat air bagi tumbuhan sangat banyak sekali terutama untuk pertumbuhan mereka. Jika padi di sawah kekurangan air maka padi tersebut bisa mati karena kekeringan. Padi yang mati bisa menjadi produk gagal panen hingga nantinya juga ikut berpengaruh kepada harga beras di pasaran. Jika banyak padi yang gagal maka harga beras akan naik karena kebutuhan beras sangatlah banyak sehingga pemerintah melakukan impor beras dari negara lain. Dan dalam bidang impor maka memerlukan tambahan biaya yang besar. Untuk mengganti biaya tersebut maka naiklah harga beras di pasaran.
   2. Menyuburkan tanah
Selanjutnya sungai bagi petani berguna untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur ditandai dengan adanya unsur hara dalam tanah dan juga kebutuhan air yang terdapat ditanah. Itu sebabnya untuk persawahan selalu ada air yang mengenangi tanahnya. Air tersebut berguna untuk membuat tanah di area persawahan menjadi subur. Jadi menyuburkan tanah tidak hanya memberi pupuk namun juga mencukupi kebutuhan air bagi tanah itu sendiri agar padi dan tanaman lainnya dapat tumbuh subur disana.
   3. Membuat sungai buatan
Bagi petani sungai juga dapat digunakan untuk membuat sungai buatan di saat letak area persawahan dan ladang jauh dari sungai. Jadi sebagian lahan dijadikan tempat untuk membuat sungai buatan. Sehingga air dari sungai buatan ini berasal dari sungai yang letaknya jauh dari area persawahan.
Kesimpulan
Sistem satuan geomorfologi contohnya yaitu sungai, lipatan, gunung api, dan lain – lain. Dalam bidang pertanian, satuan geomorfologi sungai sangat dibutuhkan oleh petani. Sungai ibutuhkan untuk mengairi sawah dan ladang, menuburkan tanah, serta membuat sungai buatan.


Sumber Materi:
Anonim. 2015. Geomorfologi dan Manfaatnya.
Sartohadi. J., Aries D. W. R., Lestari E. D., Maulana E., Handayani S., dan Makruf Nurudin.
2015. Pendekatan Geomorfologi –Tanah Untuk Pengembangan Lahan Padi Sawah Di Mereuke. Prosiding Semnas. Jakarta.
Wing M. 2012. Dasar – Dasar Geomorfologi.
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/dasar-dasar-geomorfologi-2-satuan-morfologi/ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DATUM GEODETIK DAN SISTEM KOORDINAT

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK "REMOTE SENSING"

STRUKTUR DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS