Dasar Perencanaan Pembangunan Wilayah


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH

ANALISIS POTENSI DAN PRODUK UNGGULAN KOTA SEMARANG”



KATHLYNE SEPTRILISIA P
1625010133








LABORATORIUM SUMBER DAYA LAHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2019



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan Mijen (57,55 km2 ), diikuti oleh kecamaan Gunungpati dengan luas wilayahnya sebesar 54,11 km2, sedangkan kecamatan yang terkecil wilayahnya adalah kecamatan Semarang Selatan (5,93 km2 ).
Dilihat dari kepadatan penduduknya, kecamatan Mijen dan kecamatan Tugu mempunyai jumlah penduduk terkecil, yaitu dibawah 1.100 orang tiap km2. Hal ini disebabkan karena kedua kecamatan tersebut diatas dikembangkan sebagai daerah pertanian dan kawasan industri. Untuk daerah pusat kota, kecamatan yang terpadat penduduknya adalah kecamatan Semarang Selatan dengan 13.431 orang tiap km2.
Luas yang ada, terdiri dari 39,56 km2 ( 10,59 %) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah  hujan  (53,12 %),  dan hanya sekitar 19,97 % nya saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan /tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 % dari total lahan bukan sawah.

1.1  Sumber Data
Sumber data dan informasi diambil dari Kota Semarang Dalam Angka 2017 yang telah di publikasikan oleh BPS Kabupaten/Kota. Data dalam laporan ini juga didapat dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang.

1.2  Metode Analisa
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis statistika, dengan menggunakan data statistik.




BAB II
DATA STATISTIK KOTA SEMARANG

2.1  Geografi Kota Semarang

2.2  Sektor Pertanian Di Kota Semarang

2.3  Ternak di Kota Semarang


2.4  Perkiraan Pertumbuhan Penduduk



BAB III
PEMBAHASAN
Kota Semarang dengan luas wilayah 373,695 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,928 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6o50’ – 7o10’ Lintang Selatan dan garis 109035’ – 110050’ Bujur Timur.
Didalam proses perkembangannya, Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas, yaitu Kota Pegunungan dan Kota Pantai. Di daerah pegunungan mempunyai ketinggian 90 - 359 meter di atas permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 - 3,5 meter di atas permukaan laut. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/ Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
Setiap kota pastinya memiliki penduduknya masing – masing, dimana penduduk kota tersebut dapat menjadi cerminan dari suatu kota apakah kota tersebut menjadi kota yang padat atau tidak. Pertumbuhan penduduk di kota Semarang pasti akan terjadi, tercatat jumlah penduduk di Kota Semarang pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.729.428 jiwa. Sekitar 71,55 % penduduk Kota Semarang berumur produktif (15-64) th, sehingga angka beban tanggungan, yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 th keatas) pada tahun 2016 sebesar 39,77 yang berarti 100 orang penduduk usia produktif menanggung 40 orang penduduk usia tidak produktif. Dalam kurun waktu 5 tahun (2011-2016), kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Di sisi lain, penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum merata. Di wilayah Kota Semarang, tercatat kecamatan Gayamsari sebagai wilayah terpadat (12.853 penduduk per km2), sedangkan kecamatan Tugu merupakan wilayah yang kepadatannya paling rendah (1.008 penduduk per km2).
Pembangunan pada sektor pertanian dan kehutanan berorientasi pada peningkatan produksi, pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan , pengolahan hasil serta pemasaran dalam sistem Agrobisnis, sehingga diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan sumber dan potensi daerah yang mampu menciptakan tambahan kesempatan kerja serta diharapkan memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri maupun peningkatan ekspor non migas yang intinya dapat meningkatkan pendapatan daerah dan peningkatan kesejahteraan petani. Untuk sub sektor pertanian tanaman pangan, tidak lagi mengarah pada produksi tanaman padi, melainkan pada tanaman hortikultura, dimana lahan yang digunakan adalah lahan kering. Jenis tanaman hortikultura yang mengalami penurunan produksi dibandingkan dengan keadaan tahun 2016 diantaranya adalah sayuran kacang panjang, cabai, terung, tomat dan buncis. Sedangkan tanaman buah-buahan pada umumnya mengalami penurunan produksi.
Sektor peternakan di Kota Semarang, dilihat dari statistik dapat dikatakan berkembang. Ternak unggulan yang ada di Kota Semarang yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan domba. Enam ternak yang ada di Kota Semarang, diketahui bahwa jumlah terbanyak ada di ternak kambing yaitu mencapai 10.980 ekor. Hal ini dapat membuat kota Semarang menjadi pemasok daging kambing dan susu kambing. Sehingga ekonomi Kota Semarang dapat berkembang. Tidak hanya itu, sapi potong di Kota Semarang juga dapat menjadi usaha bagi penduduk Kota Semarang. Buktinya pada tahun 2016 ternak sapi potong mencapai angka 4.595 ekor. Kota Semarang juga memiliki produksi hewan unggas yang tinggi, unggas unggulan yaitu ayam pedaging mencapai nilai 1.016.640 ekor pada tahun 2016, diikuti dengan unggas ayam petelur dengan angka 692.985 ekor. Sedangkan unggas yang jumlahnya paling rendah yaitu unggas itik dengan nilai 33.964 ekor.
Kota Semarang kedepannya akan mengalami pertumbuhan jumlah penduduk, hal ini dapat menyebabkan menambahnya luas wilayah untuk pemukiman serta dapat menurunkan jumlah produksi dari bidang pertanian, karena terjadinya alih fungsi lahan. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya pemetaan wilayah dengan cara mengettahui terlebih dahulu pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk untuk 5 (lima) tahun kedepan (terhitung mulai 2016) dapat dihitung dengan rumus linear, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.9. Berdasarkan perhitungan, diketahui pada tahun 2021 penduduk di Kota Semarang mencapai angka 14.700.138 jiwa. Pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan rumus linear, rumus linear sebagai berikut:
Pt = P0(1+ α.t)
Keterangan :
Pt          :   perkiraan jumlah penduduk pada tahun ke-t setelah tahun P0
P0         :  jumlah penduduk pada awal perhitungan
α          :  rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk dalam (%) (1,5)
t           :  selisih angka tahun perhitungan



BAB IV
KESIMPULAN
Kota Semarang dengan luas wilayah 373,695 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Jumlah penduduk di Kota Semarang pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.729.428 jiwa. Pembangunan pada sektor pertanian dan kehutanan berorientasi pada peningkatan produksi, pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Ternak unggulan yang ada di Kota Semarang yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan domba. Enam ternak yang ada di Kota Semarang, diketahui bahwa jumlah terbanyak ada di ternak kambing yaitu mencapai 10.980 ekor. Jumlah penduduk di Kota Semarang pada tahun 2021akan meningkat pesat dimana mencapai angka 14.700.138 jiwa.




DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. BPS Kota Semarang. https://semarangkota.bps.go.id/ (diakses tanggal 8 Nov 2019).
Dinas Komunikasi. 2017. Kota Semarang Dalam Angka 2017. Semarang : BPS Kota Semarang.
Pemerintah Kota Semarang. 2013. Kondisi Geografis Kota Semarang. https://pamboedifiles.blogspot.com/2013/04/kondisi-geografis-kota-semarang.html (diakses tanggal 8 nov 2019).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DATUM GEODETIK DAN SISTEM KOORDINAT

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK "REMOTE SENSING"

STRUKTUR DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS